FAKFAK, primarakyat.net – Bupati Fakfak, Untung Tamsil geram dengan adanya puluhan ton ikan didatangkan dari Surabaya, Jawa Timur ke Kabupaten Fakfak, Papua Barat beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkan Bupati Untung Tamsil dalam sambutannya pada acara penyerahan aset milik Pemerintah Daerah oleh Kejaksaan Negeri Fakfak di Pasar Ikan Waneri Tanjung Wagom, Distrik Pariwari, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Rabu (31/8/2022).
“Saya dapat informasi ada puluhan ton ikan datangkan dari Surabaya ke Kabupaten Fakfak melalui kapal tol laut. Setelah dapat informasi itu langsung saya sidak dan ternyata benar ada tiga ton ikan datangkan dari Surabaya, nah ini yang seharusnya tidak boleh terjadi,”tegas Bupati Untung Tamsil.
Seharusnya, kata Bupati, tidak perlu suplai atau datangkan ikan dari luar Fakfak, karena Kabupaten Fakfak merupakan daerah fishing round, banyak masyarakat Fakfak khususnya nelayan mencari ikan di laut dan jual di Pasar Ikan.
“Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya permintaan masyarakat ke pemerintah daerah untuk mendapatkan bantuan mesin tempel dan perahu, nah bagaimana mungkin kalau ikan didatangkan dari luar Fakfak, apakah kita masih kekurangan ikan,”ujar Bupati.
Adanya suplai ikan masuk Fakfak, Bupati minta instansi terkait untuk mengevaluasi, kalau memang, kata Bupati, ikan tersebut disuplai ke LNG Tangguh, maka tunjukan suratnya, sehingga pemerintah dapat mengetahuinya.
“Saya minta instansi terkait untuk tinjau kembali izin pengelolaan TPI, keluarkan orang dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan), masih ada anak-anak Fakfak kelola TPI secara baik,”tegas Bupati Untung Tamsil.
Penegasan Bupati Untung Tamsil, lantaran diketahui ada dua ton ikan datangkan dari Surabaya tiba di Pelabuhan Fakfak disuplai ke TPI dan diduga ikan-ikan tersebut dijual kepada masyarakat.
Sementara itu, Administrasi PT Mulia Perikanan Indonesia, Sugiarto mengatakan, pihaknya hanya datangkan 11 ton ikan jenis kaci-kaci (ikan raja bau) dari Surabaya.
“Ikan dari Surabaya itu, kami kirim ke Koperasi Arguni, kemudian suplai ke perusahaan LNG Tangguh dan surat atau dokumen yang ada lengkap,”kata Sugiarto sapaan akrabnya Takur dihubungi media ini via seluler.
Dia juga sebut, selain dirinya datangkan dari Surabaya guna memenuhi permintaan Koperasi Arguni, ada pihak lain juga datangkan 20 ton ikan dari Jakarta ke TPI Fakfak melalui Pelabuhan Fakfak. Hal itu menjawab pernyataan Bupati Fakfak terkait 2 ton ikan datangkan dari Surabaya ke TPI Fakfak melalui pelabuhan Fakfak.
“Sementara terkait suplai dua ton ikan ke TPI Fakfak seperti disampaikan pak bupati, bukan berasal dari saya, itu orang lain. Heran saya kenapa di dalam TPI sendiri tidak disinggung, padahal TPI dibawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan menjadi pertanyaan saya disitu, sedangkan saya ini punya dokumennya lengkap dan kami suplai untuk Koperasi Arguni, bukan untuk masyarakat lokal,”kata Takur.
Takur beralasan datangkan ikan dari Surabaya itu karena Kabupaten Fakfak kekurangan ikan lantaran para nelayan di Fakfak sebagian besar fokus untuk mencari telur ikan terbang.
“Karena Kabupaten Fakfak masih kekurangan ikan, karena nelayan kita di Fakfak fokus mencari telur ikan terbang. Untuk itu dengan adanya kekurangan itu, maka kita datangkan dari Surabaya dan kirim ke koperasi Arguni selanjutnya di suplai ke LNG Tangguh,”jelasnya.
Dia juga menanggapi pernyataan Bupati soal dua ton suplai dari Pelabuhan Fakfak, bukan dua ton, tapi 20 ton dari Jakarta kirim ke Pelabuhan Fakfak masuk ke TPI.
“Saya minta ke pemerintah daerah untuk mengeluarkan semacam peraturan bupati untuk pembatasan ikan dari luar Fakfak, karena ikan termasuk 9 bahan pokok, jadi tidak bisa dilarang untuk mendatangkan dari luar Fakfak apabila kekurangan dan diatur kuotanya,”pintanya.
Dia juga mendukung Bupati Fakfak untuk mengevaluasi pengelola TPI Fakfak sampai ke akar-akarnya, karena TPI itu dibawa naungan langsung Pemda Fakfak dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan.
“Karena kalau kita pakai tanah negara berarti sewa ke Pemda, ini kaitannya dengan sewa menyewa, nah ikan 20 ton masuk ini, bagaimana sewanya, seandainya nanti satu hari keluar satu ton, satu ton, hitungannya bagaimana, kalau kami ini diluar dari TPI, artinya berdiri sendiri, jadi perbedaannya disitu,”tandasnya. [PR-01]